Minggu, 27 April 2014

WEDA PARIKRAMA

WEDA PARIKRAMA HURUF ( BIJAKSARA ) SEBAGAI NYASA/LAMBANG DEWA-DEWA SEBAGAI MANIFESTASI TUHAN DAN HUBUNGANNYA PADA BERBAGAI ASPEK Aksara Om ( ) dan bunyi/ suara Om ( ) adalah lambang Tuhan ( Ida Sang Hyang Widhi ) yang setara ilmu fonetik berasal dari perpaduan antara huruf; A, U, M = AUM mrnjadi Om ( ) Om ( ), Om Kara sebagai lambing Tuhan Ek aksara dan A. U, M, ( ) , ( ) , ( ) &; Ang ( ) , Ung ( ) , Mang ( ) disebut dengan Tri Aksara. Hubungannya dengan lambang &lambang Dewa dijelaskan sebagai berikut : Ang ( ) sebagai Brahma, Ung ( ) sebagai Wisnu, dan Mang ( ) sebagai Siwa. Tetapi pada hubungan yang lain Ang ( ), Ung ( ) , Mang ( ) , diidentikkan dengan Brahma, Wisnu, Iswara, karena, secara isensi antara Siwa dengan Iswara mempunyai hakekat yang sama. ( Lihat dan simak Puja Tri Sandya bait ke III Om Tuah Siwah, tuam Mahadewa, Iswarah, Parameswarah, Brahma Wisnuca, Rudrasca, Purusah, parikerti tah, ( itu semua adalah nama panggilan Nya ).Dan pada kejelasan lain Hindu mempunyai dan menyakini konsep Tri Mzurti ( The Hindu Triniti ) dimana dikemukakan Brahma sebagai pencipta, ( the creator ). Wianu sebagai pemilihara ( the preserver ) Siwa sebagai pelebur ( the dissolver ) Secara mutlak ketiga Dewa ini mempunyai sifat, Brahma mempunyai sifat kontruktif, Wisnu sifatnya repressive, dan Siwa punya sifat distruktive. Dan dengan ketiga sifat ini, tiga hikum fenomena dunia ini terjadi dan berputar, Lahir hidup & mati -, Utpeti, Pralina, ( hokum alam yang abadi ) Dan dengan hubungannya dengan  benda-benda alam Ang ( ), Ung ( ), Mang ( ) diidentikkan dengan Ang ( ) , Brahma = Agni = Api Ung ( ) , Wisnu = Udaka = Air Mang ( w) , Siwa = Maruta = Angin Inilah consepsi Tri Murti ( Trinity Of God ), kemudian konsep ini mengembangkan pada aspek dalam kehidupan masyarakat Hindu terutama di Bali. Baiklah kita simak bentuk bentuk perwujudan konsep ini pada kehidupan masyarakat Hindu di Bali pada khususnya : Dalam hubungannya dengan pemujaan :Pada sebuah lontar yang berjudul : Dangdangbang Bunggalan konsep ini dihubungkan dengan konsep tri Lingga Dewata ( Tri Stana Dewa ), ( Tiga Stana Dewa ). Yang antara lain dijelaskan sebagai berikut : Aneng praja hana Tri Lingga Dewata, ndya ta lwirnya : Dalem, Puseh, Desa. Aneng pakulawargan hana sanggar parhyangan,


Apah


Idep


Lintang


Sarayu


Tutur



Pancaksara dan Hubungannya dengan berbagai aspek


Pancak sara : Sa ( ), Ba ( ), Ta ( ), A ( ) I ( ),


Sa ( ), Sadyojata = Iswara–timur-jantung


Ba ( ),Bamadewa = Brahma-Selatan-hati


Ta ( ), Tatpurusa-mahadewa-barat-Ungsilan


A ( ), Angora - Wisnu -selatan Ampru/nyali. Empedu.


I ( ), Isana - Siwa - tengah-hati bgn dalam.


Kemudian bijaksara ini mendapatkan / tambahkan dengan Arda candra ( ) bulan sabit, Windu zero,0 , ( ), dan nada/ binatang berekor ( ) , komponen ketiga simbul ini dimaksud dengan Wimarsa Sakti, menyatunya ketiga elemen ini yakni bersatunya api da eter diyakini akan memberi kekuatan penerang yang sangat dasyat , laksana petir yang dapat memunculkan apa yang menjadi harapan ( target ). Dan setelah penambahan tadi terjadi maka kelima huruf ( aksara ) tadi menjadi, Sang ( ), Bang ( ), Tang ( ), Ang ( ), Ing ( ). Dan ini pula yang disebut dengan panca dewata. Yang kemudian ditambah lagi menjadi lima huruf (aksara) yakni Na ( ), Ma ( ), Si ( ), Wa ( ),Ya ( ) dan kelimanya ini setelah masing-masing ditambah dengan wimarsa saktitadi maka menjadi Nang ( ), Mang (


8


), Sing ( ), Wang ( ), Yang ( ), dan ini pula yang dimaksud dengan Panca Siwa dalam bentuk lambang huruf menjadi dasaksara sebagai lambang Dasa Dewata. Dan dengan penambahan prenawa Om ( ) ditengah sebagai penunggalan maka akan menjadi sebalas.


Konsep ini sesuai dengan ucap lontar dang dang bang Bunggalan :


………..eka dasa jwehnya sanggar, pepek tang Dewata inastuti.


Dan pada kumpulan Weda Puja Pitra Siwa ( Dinas Kebudayaan ) dalam konsepsi Penghadiran Dewa sebagai saksi dan memberi rahmat dalam sebuah upacara, demikian juga setelah upacara selaesai dalam proses penyineban / penglepasnya konsep ini juga terangkat. Dengan hubungannya pada Kardinal arah/kiblat ( dikwidik ), maka secara horizontal ada delapan ( 8 ), di tambah satu ( 1) sentral dan secara fertikal ada dua( 2 ) : Zenith dan nandir, maka akan terjadi perhitungan 8+1+2=11.


Dasaksara dan hubungannya dengan Dewa, Klibat, Pura, mikrokosmos.


Sang( ), Sadyojata- swara-Timur(purwa -putih-lempyang


Bang( ),Bamadewa - Brahma Selatan  (merah) ,daksina, Andakasa


Tang( ),tatpurusa  - Mahadewa – Barat (pacima),kuning-Batukaru


Ang( ),Agora         - Wisnu-Utara (uttara), hitam - Batur



9


Ing ( ),Isana     - Siwa - Tengah(madya), semua warna-Besakih.


Nang( ),Mahesora - Tenggara (gnea), nila - Goha lawah


Mang( ),Ludra - Barat Daya(naritya),Ungu- Uluwatu


Sing ( ),Sangkara - Barat Laut (Wayabya),hijau-Bukit panalengan


Wang( ),Sambu - Timur Laut (ersanya),Abu-abu,Besakih


Yang ( ),Siwa - Tengah(madya), semua warna-Besakih



Aksara wiyanjana dalam Hubungannya dengan Sapta Pada



A (    ), Parama Kewelya Pada - Ubun-ubun


Ksa (    ), Kewalya pada - Selaning Lelate


Ma (    ), Turyanta Pada - Kekolongan (kanta)


Ra (    ), Turya Pada - Hulu Hati


La (   ), Supta Pada - Nabi


Wa (   ), Swapna Pada -dibwh purus/baga diats


pusar


Ya (   ), Jagra Pada - diantara kemaluan dgn


     Pantat





10










Pada Weda Parikrama mantra no.39 berbunyi :


Om Hram Hrim sah Ksmum Am Um Mam Om, Swasti Swasti Ksim Ksrim Ya Wa Si Ma Na, I Ba Sa Ta A. Bhutih Bhutih Bur BuahSwah namah Om Am Im Um Wyom Pim Nem


Om Om I Ka Sa Ma Ra I Ya Wa Ya Um Nama Namah Swaha



Penjelasan :


Hram hrim sah ialah bayu purusa yang lahir dari dapur tiga yang bersemayam pada tiga tingkat wujud hati dan kekuatannya keluar melalui catur drawa demikian juga masuknya.


1. Lubang mulut-bayu Narika-Hram


2. Lubang hidung-bayu Nasika-Hrim


Lubang mata- bayu Murtika-sah


Lubang telinga-bayu-prapancaka-om


Hram = dunia air


Hrim = dunia bayu/nafas/.


11


Sah = dunia api



Ksm Ksrim = kuta dari bayu saptanda-Brahmangga.


Saptanda = tujuh (7) telor Brahmangga.


Ya Wa Si Ma Na, I Ba Sa Ta A = Penghormatan kepada sepuluh mata angin ( sepuluh wilayah ) yang mewilayahi badan Brahma dan Siwa Bhutih Bhutih = penyebab kehidupan dan yang menghidupkannya.


Bur Buah Swah = Lambang tri Buwana ( Kuta Mantra Tri Mandala ) Ida, Pinggala, Susumna, Ida = bulan, pinggala = matahari, susuma = mata siwa ketiga kesemua nadi ini merupakan jalur sungai (simpul saraf ) yang membawa arus pengetahuan ke dalam budi.


Om Nadi pokok nadi Pita = Pitanala


Om = Anala = nadi pita = (kuning) = Agni


Am = Apana Waha = N. Rakta ( merah ) = Nakanan ( skul )


Im = Prana waha = N. Sweta ( putih ) = Angin


Um = Rasa waha = N. Ireng ( hitam ) = Air ( Toya )


Wyom Nam Wyom Pim Nem = Kuta mantra ( untuk Panca Bayu dan Panca Atma ).


Bijaksara untuk lima pernafasan dan lima roh suci :


Ha = dahi Ka = mulut


Sa = pulung rasa Ma = tulika


Ra = hati La = alat pelepasan


Wa = pusar Ya = kemaluan


Hum = kedua kaki I = Siwa drawa


12


Penjelasan tentang arti dan maksud beberapa mantram yang digunakan oleh para megagala Upacara / Pemangku.



Tentang matram mandi, berpakaian, memakai hiasan, berkumur, dan lain-lainnya penjelasan artinya tidak kami angkat disini karena bagi seorangMenggala ekajati, hal ini tidak dilaksanakan di tempat upacara di samping itu beberapa hal tadi tidak disaratkan pada Menggala Ekajati.



Dibawah ini hanya kami tulis beberapa hal yang rasanya sangat perlu dipahani oleh seorang Menggala Upacara/ Pemangku. Untuk itu akan kami awali dari mantram no. 8 dalam Weda Parikrama



8. Om Om Padmasana Yanamah


Padmasana pada umumnya adalah nama sikap duduk dalam yoga . Padmasana juga berarti tempat altar ( pura ) tempat memuja Tuhan/Hyang Widhi, mantram ini dimaksudkan untuk sujud menghormati DIA yang berhak duduk diatas Padmasana atau teratai karena padma juga diartikan teratai sebagai lambang Wisnu dan Surya ( lihat pelinggih padmasana dibelakangnyaada simbul Wisnu diatas garuda atau angsa).


Di lain pihak dimaksudkan agarbadan pendeta / Menggala Upacara Pemangku pada saat menghadapi


13


pemujaan, siap menjadi padmasana (Siwa Lingga ), stana Siwa dan Brahma dalam kehadiran-Nya Dalam mantram berikut akan dijelaskan bahwa badan merupakan presada ( rumah bertingkat ) yang harus keadaan suci untuk tidak ada hambatan sebagai stana Siwa yang suci.


9. Om Presada stiti sarira siwa Suci nirmala yannamah


Dalam keterkaitannya dengan mantram di atas dimaksudkan setelah sujud/hormat kepada DIA yang berhak duduk diatas padmasana, si pemuja (pelaku) telah siap mempersiapkan swatanu / badannya (sarira) sebagai altar/presadayang suci untuk dapat memperlihatkan jnana Presada yang suci untuk dapat memperlihatkan jnana yang terang agar Siwa tatwa dapat inheren (edistana ) di dalam jnana Prasada stiti, presada juga bisa diartikan dengan tempat tinggal Persadamu di Nusantara ) Stiti = berketetapannya Siwa tatwa. Untuk itu seorang Menggala hendaknya betul-betul berusaha untuk mengacu pada pemahaman terhadap arti dan maksud mantram-mantram yang dipelajari, karena baik mantram maupun Mudra ( sikap ) bukan hanya sebatas hafalan lafal dan mudra (petanganan) bukan hanya sebatas tarian (gerak gerik tangan ), tetapi pada hakekatnya kesemuanya ini mengandung arti yang sangat mendalam (guhya)



10. Om Im Iswara (Dewa) pretista jnana lila yanamah


14


swaha


Disini Iswara dihubungkan dengan jnana, yang merupakan pusat pengetahuan. Dimana mantram ini juga merupakan mantram untuk membuka tudung suguhan dalam artian Swapa karana ( peralatan untuk memuja ), yang dalam hal ini pendeta ( pemuja ) sebagai sutradara/ pemeran, dimana swapakarana juga sebagai simbolis alat untuk menuntun DIA yang maha gaib untuk turun memberikan apa yang dimohon oleh pemuja. Dan setelah proses upacara selesai dalam pengembaliannya DIA yang gaib ( yang dalam istilahnya disebut nyineb prelina swapakarana juga mempunyai posisi penting. (prilakunya bisa dilihat).



11.Mantram untuk Stiti


Om Sa. Ba. Ta. A. I. Na. Ma. Si. Wa. Ang. Ung. Mang.


Mantram ini adalah bermaksud untuk mengintensifkan proses penyatuan pikiran (cipta) dimana badan, jnana,pikiran,peralatan, semua dalam keadaan bersih, sici, terang, maka (diturunkanlah) DIA yang dielu-elukan kehadirannya, penjelasan yang lebih rinci diuraikan pada penjelasan mantra Utpetistiti.


12.Mantram Asep


Disini diangkat tentang arti Dupa dan Dipa antara dipa dan dupa adalah merupakan alat penting didalam upacara tetapi keduanya merupakan simbolis. Dupa


15


sebagai akasa dan dipa lambang sakti tatwa, Dupa tercipta dari wiswa semua alam dan dipa dari arda candra. Disini disimpulkan bahwa tajamnya cipta, intensifnya ciptaan pemujaan itu adalah karena adanya dupa dan dipa.


13. Ngagem sekar mantra astra mantra


Mantram ini bermaksud untuk memohon kekuatan ketajaman jnana/pikiran dalam usaha mencapai target sasaran (yang dipuja) karenaIswara ( Siwa ) telah dihayati sebagai pasupati ( penguasa semua mahluk ) disini


Om Um Rah dan Phat tidak lain dari padanya


Pada Astra Mantra baris ke dua :


Om Atma Tatwa  Atma budaya man swaha


Pada mantram ini pemuja memohon pada atmanya atma ( Hyang Pasupati ) agar sudi mensucikan si pemohon.


Om Sri Pasupati ya namah


Disini sri berarti gelar kehormatan untuk Sang Hyang Pasupati / Paramatman yang dielukan kehadirannya dan telah disetanakan dalam jnana dan pemuja bersujud kepadanya.


Om ksama sampurna yanamah


Pemuja mohon ampun kepadanya atas semua kesalahan dan kekurangannya yang diperbuat oleh pemuja, secara gelar predikatif Sang Hyang Pasupati / Paramatman adalah maha pengasih dan maha pengampun.


16


Om sryo bhawantu, sukam bhawatu, purnam bhawatu


Pada hakekatnya bait ini tidak perlu diucapkan, karena ucapan ini adalah ucapan yang diucapkan oleh yang dipuja, sebagai rahmat yang diberikan kepada pemuja


Petanganan Astra Mantra ( Mudra astra mantra )


Mudra juga dikatakan cita sakti perwujudan dari cita/pikiran sebagai mana orang bisa mengetahui pikiran orang dari gerak geriknya. Dan melalui gerak gerik juga bisa berpengaruh terhadap apa dan siapa yang menerima perlakuan gerak gerik tersebut. Seperti contoh apabila seseorang mencakupkan tangan dan bersujud pada umumnya orang itu bersikap bakti. Tetapi apabila orang yang berwajah beringas sambil mencakupkan tangan terkepal itu tandanya orang tersebut marah hingga orang pada takut dan menjauhinya. Demikian jugalah mudra dapat menolak ekses – ekses negatif yang akan mengganggu sehingga pelaku bisa terhindar dari ( graha ) pengaruh jahat. Mudra juga menunjukkan kiblat ( mata angin ) dan simbul – simbul kekuatan Dewa, hingga diyakini apabila pemuja meragakan “ tri sula mudra “ maka hadirlah Dewa Sambu memberi kekuatan dan perlindungan pada wilayah ( Mandala ) Timur Laut /Ersanya. Tetapi pada petanganan “ Mudra Astra Mantra “  bisa kita simak bahwa antara yang diucapkan dengan yang diragakan merupakan satu


17


rangkaian yang mempunyai realitas penghormatan ( sujud ) dan mempersonifikasikan Tuhan dengan segala nama – nama dan predikat seperti julukan : Bang Netra = mata merah, Mata yang merah laksana api adalah matanya Siwa, Kemudian Bang Netra Traya yang diartikan mata ketiga, siapa yang bermata tiga ? adalah Siwa , juga Hrung Kawaca, kata hrung selalu dihubungkan dengan kata kawaka yang dimaksud disini adalah Tuhan selalu menjadi pelindung ( maha maya kosa ) kawaka = baju = penutup. Pemakaian Mudra juga mempunyai maksud untuk menghilangkan kegelapan.


Kara sudi catur anggula ( pensucian ke empat jari tangan )


Kara = tangan, Sudi = bersih ( suci ). Anggula ( gula/guli ) = jari. Dalam mantra ini pemuja bersujud untuk memohon agar jari – jari tangannya disucikan dengan menyebut nama – nama Tuhan dengan segala manifestasinya, yang diwujudkan ( diniyasakan ) dalam bentuk huruf dan bunyi seperti Sam (       ), Bam (      ), Tam (       ), dan seterusnya sambil mengusap usap jari tangan, mulai dari jari tangan kiri terus ke jari jari tangan kanan, dan kemudian sampai kepada kedua telapak tangan. Mantra mantra ini terangkum pada mantra nomer 15, 16, 17.


Dalam menyimak maksud mantram ini acuan pikiran kita mestinya mengacu pada konsepsi keEsaan Tuhan,


18


apapun namanya, siapapun julukannya tetapi itu adalah beliau yang Saturday


Dalam Mantra ini dilontarkan kata kata


Bang Netra : Beliau yang bermata merah laksana api = Siwa.


Hrung Kawaca : Beliau yang menjadi pelindung  = Siwa


Bur Buah Suah Jwalini : Beliau yang mempunyai kecemerlangan di bumi, dilangit, dan disorga = Siwa


Ram kaya sirae : Beliau yang disetanakan pada badan dan kepala oleh pemuja / Pendeta saat pemujaan , = Siwa = Pasupati = Prajapati = Jagat karana = Parama Wisesa = Ludraksa = Sang Hyang Ning = Hyang dan banyak lagi sebutan yang digelarkan kepadanya tetapi yang dimaksud adalah Tuhan itu sendiri.


Sembah Kuta Mantram ( Mantram sujud bakti )


Mantram ini dimaksudkan dengan mantram penghormatan utama ditujukan kepada Hyang Widhi dengan gelar Aditya / Siwa Aditya, pada saat mengucapkan mantra ini tangan dicakupkan dan diangkat setinggi rambut, dan arah pemujaan diarahkan ke Timur laut / Timur, karena Aditya bertempat di Timur ( Hulu ) . Pada versi lain penghormatan ini juga diartikan sebagai



19


penghormatan terhadap Wisnu, karena Wisnu diindentikkan dengan Aditya


Membuang kembang ke arah Utara dan Barat laut


Om Com candi scaya ya namah


Setelah membuang kembang melalui arah dibawah tangan kiri ( dibawah ketiak kiri ) tangan dicakupkan dan ditarik keatas pangkuan, tangan kanan hadap kebawah, tangan kiri hadap keatas sambil mengucapkan mantram “ sadya ya namah ”


Maksud mantram ini adalah untuk menghormati, com ( Scma ), yang tidak lain dari Siwa Candi Scaya, candra mandala lingkaran orbit bulan


Candi = putus, Cala / Cahya = gubuk kecil tempat


Sembah Amertha Mudra


Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya ya namah.


Pada saat mengucapkan mantra ini tangan dalam keadaan terkatup diangkat ke siwadwara, dan perlahan lahan diturunkan dan dibayangkan amertha turun dari pintu gerbang Siwa ( Ciwadwara ) Windu terus mengalir ke seluruh tubuh dengan simbul tangan dalam keadaan tercakup perlahan lahan diturunkan kemudian dikatupkan diatas pangkuan


Ngusap Raga ( membersihkan badaniah )


Om Hrung Kawaca ya namah


Diatas telah dijelaskan yang dimaksud kawaka adalah pelindung ( penutup ), yang maha pelindung tidak lain dari pada Nya. Hal ini diragakan dengan mengusap


20


usap bagian tubuh. Mantram ini secara umum diartikan sebagai mantram membersihkan badan.


Kembali disini kami sisipkan tentang penjelasan mudra – mudra yang lain seperti takep tangan, hrdaya mudra, pretista mudra. Untuk takep tangan diartikan sebagai simbul pertemuan dari catur angga dan merupakan simbolis untuk mengundang kehadiran Nya, ditempat yang disediakan pada Padmasana, Catur Angga disini dihubungkan dengan penjuru hrdaya mudra,m hrdaya = hati, disini dimaksudkan Hyang Widhi mewujudkan diri Nya pada hati pemujaannya, hrdaya adalah merupakan padmasana. Hal ini diperagakan dengan mengusapkan tangan pada hati. Kemudian dengan Samnidya ya namah = sujud untuk kehadiran Nya . Pretista Mudra : Om Agni Rudre ya namah = sujud kepada Agni Rudre, Rudre = Pengasih dan Penyayang yang tiada lain dari pada Nya. Letak pretista adalah diantara dua alis mata / kening ( brumadyadresti ) , pada saat meragakan mantram ini jari diusapkan pada tempat ini ( simbolisnya amerta diusapkan pada tempat ini )


Mantrani Swapa Karana ( memantrai alat upacara ) ( saprakara )


Mantra ini bermaksud memantrai semua peralatan dalam upacara itu, terutama siwamba ( swpakarana ) untuk Sulinggih, tetapi kalau sebatas Pemangku tidak mutlak memakai siwamba lengkap, cukup hanya satu


21


dulang, sangku, peketis dan bajra dan alat penunjang lain.


Pasang Tunjung ( memasang lambang daun teratai )


Hubungan ini mantra ini dengan prilaku pelaku ( Pemuja ialah dengan memasang daun bunga teratai / kalpika diatas dulang dengan memasang menurut arah mata angin, mulai dari timur keselatan, barat, uttara, tengah, kemudian mulai dari tenggara, barat daya, barat laut, timur laut ke tengah lagi, sambil mengucapkan nama nama dewa dalam symbol hurup / aksara seperti : Sam (      ),, Bam (      ) , Tam (      ) , Am (      ) , Im (      ) , Nam (      ) , Mam (      ) , Sim (      ) , Wam (      ) , Yam (      ) . Mungkin Mantram ini bermaksud agar kesembilan Dewa berkenan menjaga mandala ( wilayah ) yang menjadi tempat kedudukan siwamba / sangku yang menjadi tempat tirtha ( amertha ) yang digunakan sebagai sarana pokok dalam segala upacara.



PUJA PARIKRAMA


Mewastra ( memakai pakaian )


Om Tam Mahadewa yanamah


Mesabuk ( memakai ikat pinggang )


Om Am Siwas titika yanamah


Makampuh ( memakai kampuh )


Om Om Sada Siwa Yanamah


Mesantong ( memakai santong )


22


Om Mam Iswara Parama Siwa Yanamah


Mewasuh pada ( cuci kaki )


Om Am kamka Iswara yanamah


6.   Mekurah ( berkumur)


Om Rah Om Pat Astra Yanamah


7.   Mewasuh Tangan ( mencuci tangan )


Om Rah Om Pat Astraya yanamah


8.   Pasila pened ( duduk bersila )


Om Padmasana ya namah


9.   Mantrani sarirra ( memantrai badan )


Om presade stiti sarira Siwa suci nirmala ya namah


10  Ngungkap sanguan ( membuka tutup suguhan )


Om Im Iswra Dewa Pratista jnana lilaya namah


11  Ngastiti mantra atau stiti mantra ( mantra untuk stiti )


Sa. Ba. Ta. A. Na. Ma. Si. Wa. Ya. Ang. Ung. Mang.


12.  Mantrani asep ( memantrai padupan )


Om Am Brahma amertadipa ya namah


Om Am Wisnu amartadipa ya namah


Om Am Lingga purusaya namah


13. Ngagem sekar mantra astra mantra ( memegang kembang dan astra mantra )


Om Um Rah Pat Astraya namah


Om Atma Tatwa atmaya namah


Om Sri Pasupatinya yanamah


Om Ksama sampurnaya namah



23


Om Sriyam bawantu sukam bawantu purnam bawatu yanamah swaha


14. Petangan Astra mantra ( mudra astra mantra)


Om om rah pat astra yanamah


Om atma tatwatma sudayam


Om om ksama sampurnaya namah


Om naraca mudraya namah


Om bang netra bang netra traya yanamah swaha


Om om rah pat astraya namah


Om Amerta Samudraya herdaya herdaya yanamah


Om sanidya ya namah


Om Hrung kawaka yanamah


Om Sadya ya namah


Om om Agni Rudraya namah


15. Kara sudi catur anggula ( pensucian keempat jari tangan )


Om Am namah ( tarjani telunjuk )


Om Sam namah ( madya mika jari tengah )


Om Ka namah ( Anamika jari minis )


Om Wa namah ( kanista ) ( Kelingking )


16. Kara Sodana tengen ( pensucian jari tangan kanan )


Om tam namah ( tarjani )


Om Im namah ( Aggusta ibu jari )


Om Am namah ( madya mika )


Om Bam namah ( anamika )


Om wam namah ( kanista )


Kiwa ( kiri )


24


Om am hredaya namah ( aggusta )


Om ram kayasirasa namah ( tarjani )


Om bur buah swarjwalini sikaya namah ( madya mika )


Om hrung kawaka yanamah ( kanista )


17. Kare tale tangep ( menggosok tangan kanan 0


Om Bang netra yanamah


Om  Hrung rah pat astra yanamah ( tarjani )


18. Sembah kuta mantra ( mantra sujud bakti )


Om Hrang hring sah Parama Siwaditya yanmah


19. Membuang kembang ke arah utara dan barat laut


Om com candiscaya yanamah


Om sadya yanamah


20. Sembah amerta mudra ( sujud untuk amerta mudra )


Om Hrang Hring sah Parama Siwaditya yanamah


21. Ngusap raga ( membersihkan badaniah )


Om Hrung kawaca yanamah


22. Mantrani saprakara ( memantrai semua alat upacara)


Om Grim wausat ksama karana yanamah


23. Pasang tunjung ( memasang kembang daun teratai )


Om Sam namah ( purwa timur )


Om Bam namah ( daksina selatan )


Om Tam namah ( pacima barat )


Om Am namah ( utara-utara)


Om Im namah ( madya tengah )


Om Nam namah ( geneya tenggara )


Om Mam namah ( neretya barat laut )


Om sim namah ( wayabya barat laut )


25


Om Wam namah (ersanya timur laut )


Om Yam namah ( madya, tengah )


24. Sambut tripada (mengangkat tri pada )


Am Um Am


25. Sembah Akena ( persembahkan )


Om hram hring sah Parama Siwaditya yanamah


26. Pasang tri pada ( letakan tri pada )


Om Dewa pretista yanamah


27. Tibani gandek sate ( membuang gandansate)


Om Um Mam Surya mandala Brahma dipatya namah ( utara )


Om Mam Agni mandala Rudra dipatya namah ( purwa 0


28. Petanganan ( mudra )


Astra mantra selengkapnya


29. Nyambut arga ( mengambil arga )


Om om namah


30. Ngaskara ( samkara )


Om rah om pat astra yanamah


31. Kumerabaken ring padipan ( tutupkan pada lampu )


Om Om Angkasa Wyoma Siwa tatwa yanamah


32. Iderakena  kang arga ring padipan


( arga diputar 7 kali pada padipan )


Om Om Parana siwa yanamah


Om Om Sade siwa yanamah


Om Om sade rudra yanamah


Om Om Mahadewa yanamah


Om Mam Iswara yanamah


26


Om Um Wisnu yanamah


Om Am Brahma yanamah


33. Ukupi menyan ( mengasapi dengan asap kemeyan )


Om Sam. Bam. Tam. Am. Im. Nam. Mam. Sim. Wam. Yam. Am. Um. Mam


34. Terapkena  ring tripade, lumahakena ( meletakkan arga pada tripada)


Om pertiwi Prabawati Dewi tatwa yanamah


35. Tutupi ( menutupinya )


Om Hrum Kawaca yanamah


36. Ungkab tutupiriya ( membuka tutupnya )


Am Um Mam Am Ah.


37. Isiani we sake purna ( mengisi air penuh )


Om Hram Hring Sah parama Siwa Gangga


Amerta samplawya namah


39. Gurit ikang we ( menulisi air dengan jari )


Om Mam namah


Om Um namah


Om Am namah


Om Im namah


40. Puter ikang we ( memutar air 3X )


Om Hram Hring Sah wausat parama Siwa amerta samplawya namah


41. Sangkepi mwah ( lengkapi lagi dengan mantram berikut )


Om Siwa amerta yanamah


Om Sada Siwa amerta yanamah


27


Om Parama Siwa amerta yanamah


Om Ksemum Siwa amerta yanamah


Om Ksemum Sada Siwa amerta yanamah


Om Ksemum Parama Siwa amerta yanamah


42. Aturakna Gandaksata ( mengisi gandaksata)


ganda : Om ganda suci nirmala yanamah


Aksata ; Om Kum Kumara wija yanamah


Puspa : Om puspa danta yanamah


Dupa : Om dupam samarpayami yanamah


Dipa : Om dipam samarpayami yanamah swaha


43. Sangkepi astra mantra saha patangan ( lengkapi dengan astra mantra dan   petangan ).


44. Gelari tang argapadma ( menaruh kembang sekeliling arga diatas paduan


Om Brahma (i) wicet swaha (purwa)


Om Maheswari Wicet swaha ( daksina )


Om Kumari wicet swaha ( uttara )


Om Camoni wicet swaha ( neritya )


Om Indrani wicet swaha (airsanya)


Om Ganedri wicet swaha (wayabya)


Om Warahi wicet swaha ( geneya )


Om Wisnawi wicet swaha ( pacima )


Om Hram Hrim Sah wausat Parama Siwa Aditya yanamah swaha


45. Karawistani ( memasang karawista )


Om karawistam mahadewiyam pawitram papa nasanam nityam kusagram tistati sidantam prati grahnati.


28


Om pat astra yanamah


46. Sambut Tri Mandala ringsoring arga ( meletakkan tri mandala di bawah arga.


Om Im Hrim Srim keprem arse um dwa dasa kalat mane satwo rajo dipatyo om agni madala yang namah swaha


Om Im Hrim Srim keprem arsa um dwa dasa kalatmane satwo tamo dipatyo Om surya mandala yanamah swaha


Om Im Hrim Srim Keprem Arsa Um dwa dasa kalatmane satwo soma dipatyo Om candra mandala yanamah swaha


47. Sangkepi petangan astra mantra ( lengkapi dengan mudra astra mantra )


48. Pranayama ( mengatur nafas )


Om Am namah ( kumbaka )


Om Um namah ( puraka )


Om Mam namah (recaka )


49. Gehe Sang Hyang atma waweng siwadwara ( membawa atma ke ubub-ubun )


Om Am Siwatmaka herdaya yanamah Ang Ah


50. Dagdi Karana ( pembakaran bada astral )


Om Sariram Kundam ityuktam karanam idanam saptongkara mayo bahnir bhojonantah Udhinditam Om Am Kala Geni rudra yanamah


Om Rah Pat Astra yanamah


51. Sirat maring kunda rahasya ( perciki kunda rahasya )


Om Am Siwa Amerta yanamah


29


Om Am Sada Siwa amerta yanamah


Om Am Parama Siwa Amerta yanamah


Om Am Ksama Sampurna yanamah


52. Amerti Karana ( pembuatan amerta )


Om Karah Prama Dyanam, amertadam adomukam sangka spatika


Warnamca kanta muledasa Amertha warsate tasmat sarwanggo


Sandi sujatah Dampatyoh sanggato jatam jiwitem parikirtitem Agni


Prakerti widnyo wayu purusa Ewaca Samyo gijitarumbhopi maramca nyogatah



Om Hram Hrim Sah Parama Siwa Amerta yanamah


Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya


53. Kara Sodana tengen brahma angga ( kara sodana tangan kanan )


sama dengan mantram no. 16


54. Kara Sodana Kiwa Siwangga ( karan sodana tangan kiri )


Sama dengan mantram no. 7


55. Uppeti mantra jromning hredaya ( utpeti mantra dalam hredaya )


56. Siwi Karana Sang Hyang Asta Tri sangkala


57. Sri Tri Tatwa nyasa


Om siwa tatwa yanamah


Om Widya tattwa yanamah


30


Om Atma tattwa yanamah


58. Sri Siwangga  Nyasa


sama dengan mantram no. 16 dan 54


59. meletakkan Padma Hredaya ( selengkapnya pada kembang teratai )


Sa. Ba. Ta. I. Am. Um. Am. Om. Om.


60. Mengembalikan sri atma dan meletakkan kembali pada tempatnya semula.


Om Am Ah Siwatma Stiti Hredaya namah


Om Am Hredaya Namah


61. Meletakkan Ananta sana di air


Om om ananta sana yanamah


62. Catur Eswarya nyasa ( empat sifat kemahakuasaan )


Om Hrem Dharma simarupaya sweta warnanya namah ( agneya )


Om Hrim Jnananya sima rupanya rakta warnaya namah


( ….. )


Om Lrim waeragya sima rupanya pita warnaya namah


( ….. )


Om Lrim diswarya sima rupaya kresna warnaya namah


( airsanya)


Om Om Padma Sanayanamah


63. Swara wyanjana nyasa pd. Asta dala


Om Am Am Namah ( purwa )


Om Im Im Namah ( Ageya )


Om Um Um Namah ( daksina )


Om Rim Rim Namah ( neretya )


31


Om Lrim Lrim Namah ( pacima )


Om Am Aim Namah ( wayabya )


Om om Aum Namah ( Uttara )


Om om Am Ah Namah ( airsanya)


64. Suara Konsonan ke dalam


Om Kam Kham Gam namah ( purwa )


Om Gam Nam Cam namah ( agneya )


Om Gham Jam Jham namah ( daksina )


Om Gham Tam Yham namah ( naeritya )


Om Dan da Nam namah ( pacima )


Om Tam Tham Dam namah ( wayabya)


Om Dham Nam Pam namah ( uttara )


Om Pam Bam Bham namah ( airsanya )


65. Pasang Ya. Ra. La. Wa. Ring jroning Kuta


Om Mam namah ( purwa )


Om Yam namah ( gneya )


Om Ram namah ( daksina )


Om Lam namah ( neritya )


Om Wam namah ( pacina )


Om Cam namah ( wayabya )


Om Sam namah ( uttara )


Om Sam namah ( airsanya)


Om Am Ah namah (madya )


66. Sang Hyang Nawa Sakti yasa di dalam Kuta.


Om Ram Dipatya namah ( purwa )


Om Rim Suksmayai namah ( geneya )


Om Rim Jayayai namah ( daksina )


32


Om Rum Badrayai namah ( neretya )


Om Ram Wimalayai namah ( pacima )


Om Raim Wibhutayai namah ( wayabya )


Om Rom Amogayai namah ( uttara )


Om Raum Widyutayai namah ( Aisanya )


Om Ram Sarwatomukyai namah ( Madya )


67. Brahmangga Sira Nyasa


Om Am Kham Kasolkaya Isana ya namah ( madya )


Om Am Kham kasolkaya Tatpurusa yanamah ( purwa )


Om Am Kham Kasolkaya Agoraya namah ( daksina )


Om Am Kham Kasolkaya Bamadewa yanamah ( Pacima )


Om Am Kham Kasolkaya Sadya ya namah ( Uttara )


68. Berikut Siwangga Nyasa


69. Tumut SanghyangPitri Adinyasa


Om Am Srwa Dewabyo namah ( purwa )


Om Am Resibyo namah ( daksina )


Om Am Pitribyonamah ( pacima )


Om Am Sarwa byai byo namah swaha (uttara )


70. Berikut Sang Hyang Sandya Nyasa


Om Am Sukyai namah ( purwa )


Om Am Bhaktyai namah ( daksina )


Om Am Kresnayai namah ( uttara )


Om Am Jambekiyai namah ( pacima )


Om Am Siwa Garba herdaya ya namah ( madya )


71. Berikut Sang Hyang Somandyawarana Nyasa


Pada Ujung jari


Om Soma somayai namah ( purwa )


33


Om Bhum Budayanamah ( daksina )


Om Wrim Werespatya namah ( pacima )


Om Bam Bargawayai namah ( uttara )


Om Ram Rahaweya namah ( wayabya )


Om Kam Ketuya namah ( airsanya )


Om Am Anggara yanamah ( Agneya )


Om Cam Candiscara ya namah ( naeritya )


72. Tri Aksara Mantra


Om Mam namah


Om Um namah


Om Am namah


73. Sri Tri Samaya Nyasa


Om Um Wisnawe namah


Om Mam Iswara ya namah


Om Am Brahma ya namah


74. Berikut Sri Kuta Mantra


Om Hram Hrim Sah Parama siwaditya yanamah


75. Undaka Anjali


Om Am Kham kasolkaya ya namah


Om Srim Ksama Karana ya namah



Paider Nawa Sanga


Om Iswara purwa Bajrantu


Dupa genaya Maheswarem


Gada Brahma Daksinanca


Neretyem Rudra moksalem


Pas Pacimantu Mahadewam


34


Wayabya Angkus Sangkaram


Cakra Wisnu Uttara Desam


Ersanya Sambu trisulam


Padma Madya Siwa Stata


Urdah Parama Siwa Sarwa Sewanca Ucyate



Sakti Sembilan Dewata


Om Iswara Uma Dewisca


Mahesora Laksmi Dewi


Brahma Saraswati Dewi


Rudra Santani Dewi


Mahadewa Saci dewisca


Sangkara Mahadewisca


Wisnu Bhatari Sri Dewi


Sambu Dewa Uma Dewisca


Padma Madya Sawitri, Gayatri, Uma tattwa mahadewisca


Om Ang Ung Ang Ung Ang Ung Om Sri Dewi Sangkara ya namah swaha.


76. Aturana Pang Padyacamaya


Om Pam Padya ya namah


Om Am Argadwaya ya namah


Om Cm Siwa Suda ya namah


Om Cam Camonya ya namah


Om Grim Siwa Grihwaya namah


77. Mecampur Gandaksata


Ganda : Om Sri Gadeswari merta byo namah


35


Aksata : Om Kumarawija yanamah swaha


Puspa : Om Pusoa danta yanamah swaha


    Dupa : Om Agnir jyotir jyotir swaha Om dupam Samarpayami


Dipa : Om Siwa Jyotir Jyotir swaha


Om Dipam samarpayami ya namah


Sangkepi mudra sakewenang


78. Menulisi air dengan rumput suci


Om Karaksara rahasya


( Om Om Anantasanayanamah )


( Om Om Padma sanayanamah )


79. Utpati


OM. I. BA. SA. TA .A. OM. . YA. NA. MA. SI. WA. OM. AM. OM. MAM.


80. Stiti


OM. SA. BA. TA. A. I. OM. NA. MA. SI. WA. WA. YA. OM. AM. UM. MAM.


81. Dewa Prestista


Om Om Dewa Pretistayanamah


82. Kuta mantra


Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya ya namah.


83. Sangkepi ( lengkapi )


84. Pasang sasirat (memasukan pemercik air suci )


Om mjum Sah Wausat Siwa Sampurnayanamah


Om Hrem Kawaka Yanamah


85. Gangga dewi Ammeta mudra Sadana


Om Gangga Dewi maha puya


36


Gangga salanca medina


Gangga trangga samyukte


Gangga Dewi namastute



Om Sri Gangga namastute


Anuksma mertanjiwani


Om Karaksara buwana


Amerta manoharam



Utpatika surasamca


Utpati tawa goraca


Utpati sarwa hinamca


Utpati wa sri wahinam



86. Ngastawa Genta ( sakralisasi genta )


Om Karah sada Siwastam


Jagat Nata Hitamkarah


Abhiwadanyam ganta


Sabdah prakasyate



Gantasabdah maha srestam


Om karah parikirtitam


Candra nada bindu dastam


Sapulingga siwastam cacat



Om Gantayur pujyato Dewam


Abhawa karmasu warna labda


37


Samdeham waram sidi nirsangsayam


Om kam Kasolkaya ya namah


87. Sangkepi saha ganda aksata dan Astra mantra kabeh


88. Ngaksama ring Bhatara ( mohon maaf kepada Bhatara )


Om Ksama swamam mahadewa,


Sarwa prai hitangkara


Mamoca sarwe papebyo


Palaya swa Sada Siwa


Om Papoham papo Karmaham


Papo atma papo sambawah


Trahimam sarwe papebyo


Kinacin mama raksandu



Om Ksantawya kayika dosah


Ksantawya wacikamamah


Ksantawya manasa dosah


Tat presida ksama swamam



Om Hinaksaramhia padam


Hina mantram tata waca


Hina baktim hina widin


Sadasiwa namastute



Om Mantra hinam kriya hinam


Bhakti hinam Maheswara


Tat pujiten Mahadewa


38


Pari purna tatastume



89. Apsudewa


Om Apsudewa pawitranim


Ganggadewi namastute


Sarwa klesa winasanam


Toyanam parisudyate



Om Sri kara sapuhutkara


Roga desa winasanam


Siwa Lokam mahayasta


Mantra manah papa kelah



Om Sandyam tri sandya sapala


Sakala mala malahar


Siwa mertamanggalamca


Nadi nindam namah Siwaya



90. Pancaksara stuti


Om Pancaksara maha tirtam


Pawitram papa nasanam


Papa koti sahasranam


Agadam bawet saragam



Om Pacaksara parama jnanam


Pawitram papa nasaram


Mantratam paramajnanam


39


Siwalokam patam subam



Om namah siwaya Ityewam


Parama brahma atmane wandam


Para saktih panca dewah


Panca rajam bhawet agni



Om Akaraca U, karaca


Ma Karawindu nadakam


Pancaksara mayo proktam


Om Kara Agni mantrake



( Air diaduk  3x )



91. Puter Ikang we ider tengen ping tiga


Om Bur Buah Swah maha Gangga yai tirta pawitrani swaha


92. Sangkepi ganda aksata puspa dipa dupa, petanganan


93. Ngaskara We ( mengaskara air )


Om Hram Hrim Sah Ksemum Am Um Mam


Om Swasti Swastiksim Krim ya wasi ma Na


Ba Sa. Ta. A. Bhutih bhutih bur buah swah namah Om Am Im Um Wyom Nam Wyom Pim Nem Om Om I. Ka Sa Ma Ra La Wa Ya Um Namah Swaha.


94. Kuta Mantra ( mantra pujian )


Om Hram Hrim Sah parama Siwa Aditya ya namah.


40


95. Sapta Tirta 7 ( tujuh ) air suci


Om Am Gangga ya namah


Om Am Saraswati ya namah


Om Am Sindu ya namah


Om Am Wipasa ya namah


Om Am Kausiki namah


Om Am Yamuna yai namah


Om Am Sarayu we namah


96. Nawa Tirta sembilan tempat suci


Om Ksam Narmada yai namah


Om Ksam Gangga yai namah


Om Ksam Sarayu we namah


Om Ksam Airawati yai namah


Om Ksam Nadisresta yai namah


Om Ksam Nadi Cita yai namah


Om Ksam Garboda yai namah


Om Hram Hrim Sah Parama Siwaditya yanamah



97. Gelarana Sang Hyang Sapta Ongkara Atma


Om Om Prama siwa sunya atmane namah


Om Om Sada Siwa niskala.atmane namah


Om Om Maha Dewa Niratmane namah


Om mam Iswara Paratmane namah


Om Um Brahmana Atmane namah


Om Am Brahma Atmae namah


98. Astawa sang Hyang sakala Niskala Siwa.


Om Sakalam Niskalam Siwam


41


Om Karah Twam Siwatmakam


Pancaksara Saptongkara


Sarwa Dewa atma nirwanem



Wisesa atma nalile


Panyatile Siwa Laya


Silambaro sosina


Wyatamsarwo jagat patim



Sarwa prajamca pasyane


Kitcit sada gatam puram


Bindu Candra nada gatam


Candra Bindu nadah siwa



Om KinciyemSiwa Sarwanca


Om Kara Siwa ucyate


Sarwa Wisa wimiktanem


Tri Sandya Yah Patenarah.



99. Gangga Dwara :


Om Gangga dwara prayogaca,


Gangga sangara Samgama,


Sarwanggate Bhurlabate,


Tribih stanair wisesetam


Om Papaham papo karmaham,


Papoatma papo sambawah,


Trahimam pundari kaksa,


42


Sabaya byantara sucih.


Om Asucirwa sucirwapi,


Sarwa karma gate piwat


Cntyayet dewa Isanem


Sabahya byantara sucih.



100. Stawa bhatara ( pujaan pada Bhatara )


Om Prenamnya Baskara dewam


Sarwa klesa winasanam


Prenamnya ditya swartam


Bukti mukti wara Pradam



101. Gangga saraswati :


Om Gangga Sarawati Sindhu


Wipasa Kausiki Nadi


Yamuna mahati sresta


Sarayunca maha nadi



102. Gangga Sindhu


Om Gangga Sindhu Sarswati,


Yamuna Godawari narmada,


Kaweri sarayu mahendra tanaya,


Carmanwati winukem


Badra Netrawati mahasuranadi,


Kyatanca ya kandaki


Punyah purna yalaih samudra sahitah,


Kurwantu te manggalam.


43


103. Gangga Dewi Mahapunya,


Gangga Dewi maha punya,


Namaste wiswa bamini,


Yamuna parama punya,


Namaste pamame sware.


Narmadaca dewa punya,


Namaste lokaranjini,


Dharanjai mala harinjai,


Namastubyam maheswari.


Daiwiko daiwiko jastam,


Siwa presta namastuti,


Nairanja jagat kesa,


Harinjai te namo namah.


Mandakini sura dewi,


Namaste mala harinjai,


Jambu sangka maha nadi,


Dewi Dewa ngogatah.


Meru predaksina kertwa,


Klesamnaranjanapriya,


Parwataswa muka punya,


Sisu klesam winasaya


Ksira ksuca dadi gretam


Ksura yaksira nirmalam,


Patunah klesa nasanam,


Yusmabyam tu namo namah.



104. Bhagawan Gangga :


44


Om Namaste Bhagawan Gangga,


Amaste sitalambwapi,


Salilam wimalam toyam,


Swayambu tirtam bhojanam.


Om Subiksa hasta hastaya,


Dosa kibisana sana,


Pawitram Sumaha tirta


Gangga Dwi maho dadih.


Om Wajra patni maha tirta,


Papo soka winasana,


Nadi puspa laya nityam,


Nadhi tirta ya priya.


Om tirta nadi ya kumbaka.


Warna deha mahat manam,


Muninem manggala sumca,


Yawapisa diwau kasah.


Om sarwa wigna winasantu,


Sarwa klesa winasyatu,


Sarwa duka winasayu,


Sarwa papa winasaya.



105. Gangga Soma :


Om Gangga dewi maha puya,


Somawamerta manggalam,


Manggalam Siwa Karmai,


Siwa kumba mahotanem.


Om Gangga Harajata dharma,


45


Pawitram papa nasanam,


Sarwa wignanca triyamba ksaya,


Ksaya prabawantah.


Brahma Wisnu mahadewa stayaca, toyadehikah


Amerta sakalam dehi Ganggadewi amo namah,


Tirta Jnanam mahatirtamsagaram aralayte,


Naranjana dyasaropi kumba maha nadi.


Brahma Wisnu Iswara Dewastra,


Yasa Toya dehakah,


Amerta sakalamdehi,


Gangga dewinamo namah.



106. jala Sidi :


Om Jala sidyai maha saktih,


Sarwa  dyai siwa tirtah,


Siwa mertam manggalam ya,


Sri Dewi sarwa muktyai


Namah Siwatyai nityam,


Namo Bindu Swayo swara,


Prabu wibur maha kertih,


Sarwa rogawinasanah,


Om Am ksama sampurna ya namah,


Om um Pat namah.



107. Gangga Gaori.


Om Gangga Dewi namaskaram,


Om karam Parikirtitam


46


arwa wigna winasanam,


Sarwa roga winasanam.



108. Tibani kang toya kembang wangi, kembang tunjug, kembang putih.


Om I. Ka. Sa. Ma. Ra. La. Ya. Um. Namah.


Om Am Ka. Sa. Ya. Om. Namah. Swaha.


Om Om Kumuda jayai Siwa sarira ksanda disina,


Om Me mjum sahwausat mertayu nyaya yanamah.



109. Dirgayur :


Om Dirgayurbala werdi sakti,


Karanam mertyu nyuyah saswatam,


Roga diksaya kusta dresta kalusam,


Candra praba baswarem


Hrim mantramca catur bujam,


Tri ayanam wylomppawitram siwa,


Siwaca amerta madyase,


Suka karam jiwastaya sankam.


Swetambhoroha karnikaparigatam,


Dewa suraih pujitem,


Mertyu kroda balam maha kerta,


Mayam kapurna renu prabam.


Twan wande hredaya bakti saranam


Prastyam naha prastunaih,


Sastam sarwagatam niratma bhawam.


Bhuta atma hira wigunam.


47


Sridam bakti wimukti karanam,


Wyakta jagadiranam


Maulibanda krita kundala daram,


Caitanya dusta ksayam.


Wande mertyu jitam saya pyamarako,


Mantradi dewa harim mukta,


Caitanya dusta ksyama,



110. Ayu werdi mertyu nyanya


Mertyu nyanya dewasyayo namamiaukitayrt,


Dirgayusem awaootisanggrame wijayem bhawet,


Om Atma Tatwa Sodayamem swaha,


Om pretama suda dwitya suda, tritya suda, caturto suda, suda, sudawari astu,


Om Ayu werdi yasa werdi pradnya suka sriyam


Darma santanu werdisca santute sapta werdisca


Jawat meru stito dewam jawat angga mahetale


Candrarko gagana tawat tawato wijayem bawet.


Om Dirgayurastu tatastu, astu,


Om Awignam astu tad astu astu,


Om Subamastu tatastu astu


Om Sukam  bawantu


Om purnam bawantu,


Om Sreyom bawantu,


Spta werdir astu tad astu astu swaha.


111. Tamui astawa tirta ( utk mantram semua prayascita )


48


Om Sarwa blikam pertiwi brahma Wisnu Maheswaram,


( anaking) dewa putra sarwada sarwam astu ya namah swaha,


Om Sam Prajanam sarwada suda malah, sudaroga suda danda


Patakah suda wignam, suda sakala ( wiraning ) dosa mala


Suda danda utpata Om wayu putra tubyam namah swaha.


112. Iki sarwa prayascita mantrani ( utk mantram semua prayascita )


Om sidi guru srom sarasat,


Om sarwa wina ya namah,


Sarwa klesa, sarwa roga, sarwa satru, sarwa papa,


Wigna nasanam namah swaha,


113. Kuneng kamenanta akna basma


Om Ida basmam param guhyam,


Sarwa papa winasanam,


Sarwa roga prasmanan,


Sarwa klesa nasanam.


114. Ingagem kang basma.


Om Warna Dewa Guhya yamah.


115. Angremek basma


Om Bur Buah Swah.


116. Kramaning Akna Basma


Om Isana yanamah ( kepala )


Om Tat purusa ya namah ( dahi )


49


Om Agora ya namah ( buah dada )


Om Warmadewa yanamah ( bahu kanan )


Om Sadya yanamah (bahu kiri )


Om Am Herdaya namah ( hati )


Om Rem Kayesirase yanamah ( kepala )


Om Bur Buah Swah namah ( …….. )


Om Om Ham Pat Astra yanamah ( telinga ).


117. Anjali rijeng Bhatara Siwaditya


Om Hram Hrim sah Parama Siwaaditya ya namah.


118. Mantrani Cirowista.


Sama denan Mantram No. 45


119. Andelakna ( pemakaiannya ).


Om Siwa Rupa ya namah.


120. Tri Tatwa


Sama dengan No. 45


121. Siwa karana desa sakti ( mensakralkan kekuatan tempat )


Om Am Dewa Sakti ya namah


Om Um Wisnu Bimba sakti ya namah,


Om Mam Tri Sakti yanamah.


Om Mam Tri Sakti yanamah.


Om Am Brahma yanamah,


Om  Mam Iswara yanamah,


Om Bhutanatapataye namah,


Om Buta tarpana yanamah,


Om Buta japana yanamah.


122. Puja Simpen ( pengembalian )


50


Om Wam Siwa yanamah,


Om Hum Sada Siwa Yanamah,


Om Hum Parama Siwa Yanamah


Om Ah Sunya Siwa Yanamah,


Om Pat Bindu Dewa yanamah.


123. Pasang Kara Sudi Rahasya.


Om Sam namah (…….. ),


Om Am namah ( jari tengah )


Om Ham namah ( jari manis ).


Om Hum Rah pat astra yanamah ( kelingking ).


124. Lumekas ta empungku maringsangkar.


Seriam bawantu.


125. Perana yama ( pengaturan nafas )


Om Am namah


Om Am brahma atmane namah


Om Um namah


Om Um Wisnawe namah


Om Am Iswara yanamah


Om Mam namah.


126. Sangkepi petanganan.


( Lengkapi dengan petanganan )


127. Tuntun Sang Hyan g Siwaditya.


Maring Sanggar.


Om om parama Siwa sunyatmane namah.


Om om Sada Siwa surya yanamah


Om om Sada Rudra surya yanamah


Om om Mahadewa surya yanamah


53


Om om Iswara surya yanamah


Om Um Wisnu Surya yanamah


Om Um Brahma surya yanamah.


128. Gawea ananta sana padmasana :


Pembuatan Padmasana Anantasana


129. Utpeti Dewa ring sanggar


Om Mam namah


Om Um amah


Om Am amah


130. Astitiaken ( melakukan astiti )


Om Am Om Mam namah.


131. Dewa Pretista yanamah.


Om om Dewa pretista yanamah


132. Kuta mantra


Om Hram Hrim Sah parama Siwaaditya.


133. Pangewa dening mantranta.


( membangunkan Dewata dari tidurnya dengan mantra )


Om karamyanta rasam rudram


Guhyam sakti pradipanam,


Dipanam sarwa pujanam,


Sarwa sidi karmertam amah swaha.


Namkara dyanta rasam rudram


Om Am karana widarbitam


Sarwa mantra susididam namah swaha,




60


Om Nam Om Mam Gmum Nam Om Nam Om namah swaha.


Om Karana widarbitam


Etasya mantrasya bodanam bodanam paranam sumertam namah swaha.


Om Um Um Gnum Hum Hum Om namah swaha.


Om Grim Dewa Arcanaya namahn swaha.


134. Sangkepi ( lengkapi ).


( Petanganan )


135. Siwi Karana ( pesucian )


Om Im Isana yanamah


Om Tam Tatpurusa yanamah


Om Am Agora yanamah


Om Wam Warmadewa yanamah


Om Sam Sadya yanamah


Om Am Hredaya namah


Om Hrem Kayasirase ya namah


Om Bur Buah Swahe Jwalini sikya yanamah.


Om Hrum Kawaca yanamah


136. Sangkepi kadi nguni. ( lengkapi ).


137. Utpeti dasaksara TriAksara ( penciptaan Dasaksara & Pancaksara )


I. BA. SA.TA. A.YA. NA. MA. SI. WA. MAM. UM. AM.


138.Dewa Pretista ( kehadiran Dewa )



Om Om Dewa pretista yanamah.


61


139. Stiti mantra ( mantram astiti )


SA. BA. TA. A. I. NA. MA. SI. WA. YA. AM. UM. MA.


140. Aturana Udakanyali ( penghormatan dengan menyuguhan air).


Om Am Kam Kasolkaya grim ksama karana yanamah.


141. Aturana Undakanyali ( penuguhan air pencuci kaki & acamanya ).


( Mantram sama dengan no. 76 )


142. Nganjaliya ( memberikan penghormatan )


Raktateja namas tuta


Sweta pangkaja madyastam


Baskaraya namah stute.


143. Tonya tarpana ( penyuguhan air tarpana )


Om om Ehi Surya sahasra sutejo raso jagat pati


Anukampaya bloktya grevamono dewakara namah namagte


144. Tarpana Toya


( Mantram sama dengan no 76 + 69 dan 41 yaitu mantram catur sandya, catur resi Siwa merta mantra).


145. Ngastawa Bhatara Surya ( Stawa untuk Surya )


Om stamba meru pawitra samasta lokam


Bimbadi dewaya wajikaraya jambo ratiwa


Gaganaya samasta netram


Ambara bindu saranaya nama namaste.



62


Dewa jampa murti parameswara


Baskaranem jyoti samudra pari raksita nata naya,


Buh sapta loka buwana traya sarwa netram,


Aditya Dewa saranaya namo namaste.



146. Sangkepi astra mantra petanganan ( lengkapi dengan astra mantra ).





 







 


































































            JERO BHAWATI ISTRI                               JERO BHAWATI


        Ni Luh Made Manik Tinastri                   Made Sedana Tisna




HATUR PANGAKSAMA



Singgih Panamaskaraning Ulun Ripaduka Bhetara Hyang Mami, Sang Hyang Aji Saraswati. Tabe Manira Sang Hyang Aji Mogi tan Kacakra Bawa Mwang tan Kekeneng Raja Pinulah, Ripaduka Bhatara Malingga Ring Pustaka Weda Sastra


Asung Tinular Dening Ulun Purna Jati, Tan Pamiruda, Kumeliliraning Ulun Wastu Sidha Mangguh Rahayu, Kunang Papa Klesaning Ulun Presama Kawenang Prayascitta de Paduka.


Muah Tansakeng Wisaya Prayojanan Ulun iki, Mwang Kajana Loka, Lwir Sanggreheng Lokika, Duran Langgana Kadi Mami Nyumuka Puja Mantra Kalingan Dadi Wang Sangksepania Manah Mami Den Tatas Wruh Ring Niti Sang Hyang Dharma Sesana.


Semangkana Pakestining Manah Ulun, Yan Umaresraya Sang Hyang Aji, Lamakane Sira Tinanggap Deningsun Wehane Kasidhyanku Munggwing Japa Mantra Sakweh Wighnaning Manah Mami.


Moga Sidha Somyadnyana Yan Lumampah Akrya, Muah Suksmaning Sang Hyang, Tan Luputa Ri Pamarna Tekap Ingsun, Nimitaning Tepet Parikrama Ndatan Singsal


                                             Kasurat :


                                         JERO BHAWTI


                                      Made Sedana Tisna



PRAWECANA



OM AWIGHNAM MASTU



Ring Pangwesan Jagat Utawi Loka Deresta Kadi Mangkin Menawita Umat Hindhu Rasa Kapikedehin Mangda Nincapang Kawruhan Agama.


Kabawos Sastra Agamane Pinaka Sarana Anggen Mulat Sarira, Nenten Sewos Wantah Daging Sastra Agama ne Sane Ngawinang Anake “ JAGRA WINUNGU “ Teges Ipun Eling Ring Raga


Boya ja Kapi Titiang Nyumuka, Mapi – mapi Wruh Limpad Ring Weda Mantra. Indiki Pinika Banget Titiang Nunas Geng Sinampura. Kadi Kecaping Sastra Agama “ TAN HANA WANG SWASTHA NULUS “ Teges Ipun : Nenten Wenten Jadma Puput Becik Paripurna.


Munggwing Daging Buku Puniki Wantah Ketus Titiang Saking Lontar Cecantungan Weda Parikrama, Kusuma Dewa, Miwah Niti Sastra Siwa Sesana.


Dumugi Sang Hyang Aji Saraswati Kertha Wara Nugraha, Mewastu Siddha Galang Apadang Tur Sirnaning Prabhawa Sapta Timira Ring Angga Sarira


OM SHANTIH SHANTIH SHANTIH OM



                                 18 Pebruari 2006



                      JERO BHAWATI Md Sedana Tisna


Tidak ada komentar:

Posting Komentar